Checklist aset Favicon & PWA 2025 — Manifest, ikon, sinyal SEO

Diterbitkan: 18 Sep 2025 · Waktu baca: 3 mnt · Redaksi Unified Image Tools

Masih banyak situs dengan kekurangan pada manifest atau ikon. Empat masalah umum: ukuran kurang, referensi manifest per‑locale salah, theme‑color tidak konsisten, dan jalur PWA vs favicon tercampur. Periksa dengan urutan berikut agar luput lebih kecil.

1) Set ikon minimum

  • 16px/32px: tab/simpan (ICO bisa)
  • 192/512: instalasi PWA (PNG disarankan)
  • Untuk Safari pinned tab, sediakan SVG monokrom
  • Uji transparansi/jarak pada tema gelap/terang di perangkat nyata

2) Manifest per‑locale yang dilokalkan

  • Di tiap locale (mis. /id/manifest.webmanifest) terjemahkan name/short_name/description
  • Pastikan start_url dan scope mengarah ke root locale (di /id bukan /en)
  • Di HTML layout, referensikan <link rel="manifest" href="/id/manifest.webmanifest">

3) Warna tema dan konsistensi

  • Samakan theme_color di manifest dengan <meta name="theme-color"> di HTML
  • Cek keterbacaan di gelap/terang (jangan sampai ikon tenggelam)
  • Sediakan apple-touch-icon minimal 180px; cek sudut membulat

4) Sinyal SEO dan perantaan HTTP

  • Hindari path ikon 404 (beda path Dev/Prod)
  • Jangan blokir ikon/manifest di robots.txt
  • Content-Type harus application/manifest+json

Otomatisasi dengan tools

  • Pembuatan ikon massal: Generator favicon
    • Menghasilkan 16/32/192/512 dari logo sumber; pratinjau jarak
  • Perakitan manifest per‑locale: Paket Favicon + Manifest
    • Mengisi name/short_name dan memeriksa start_url/scope

Jebakan operasional

  • Hanya manifest.webmanifest root yang direferensikan → lokalisasi tidak berlaku
  • Pada SPA, start_url bisa 200 namun di luar scope Service Worker
  • Origin berbeda (staging/prod): OGP relatif → 404 (cek juga sitemap)

5) Alur verifikasi pra‑produksi

  1. Tinjau artefak (/icons/ dan setiap manifest.webmanifest per locale)
  2. Jalankan Lighthouse untuk PWA/Best Practices (temukan kurang/rerefensi salah lebih dini)
  3. Di iOS/Safari, uji “Tambahkan ke layar beranda” (tepi/margin apple-touch-icon)
  4. Di Android/Chrome, cek perilaku instal (warna latar splash, nama)
  5. Verifikasi 404/Content‑Type di tab Network DevTools

6) Service Worker dan cache

  • Di produksi aktif; saat pengembangan sebaiknya nonaktif/tidak didaftarkan

  • Samakan kebijakan skipWaiting (manual vs. prompt pembaruan)

  • Dokumentasikan pembersihan cache lama (penamaan/versi)

Catatan: Di situs ini, pada mode pengembangan, SW lama dide‑register otomatis. Dalam operasi, pola “prompt pembaruan → persetujuan pengguna” lebih aman.

7) Monitoring dan regresi

  • Di CI, periksa keberadaan/hash berkas hasil (kekurangan/referensi usang)
  • Bandingkan diff kolom manifest per locale (name/short_name/description/start_url/scope)
  • Awasi blokir/kelalaian via robots/sitemap (Search Console/Lighthouse)

8) FAQ

  • T. Perlu ukuran lain selain 16/32/192/512?
    • J. Tidak wajib, tapi Windows/Android lama kadang pakai 48/96/144. Mulai minimal, perluas sesuai produk.
  • T. Favicon SVG?
    • J. Dukungan meningkat; tetap sediakan PNG/ICO untuk kompatibilitas. SVG monokrom terpisah untuk Safari pinned tab.
  • T. Lokalisasi manifest seperti teks UI?
    • J. Ya, namun batas panjang name/short_name berbeda per platform; tetapkan kebijakan singkatan.

9) Alur kerja praktis (E2E)

  1. Tetapkan pedoman logo sumber (jarak, ukuran minimum, tema gelap/terang)
  2. Buat 16/32/192/512 dengan Generator favicon
  3. Bangun manifest per locale dengan Paket Favicon + Manifest
  4. Di layout, referensikan <link rel="icon"> dan <link rel="manifest"> per locale
  5. Tinjau keterbacaan gelap/terang; beri outline jika perlu
  6. Di CI, cek keberadaan/Content‑Type/link; ukur PWA dengan Lighthouse
  7. Setelah rilis, pantau lewat Search Console dan log

Jadikan urutan ini template dan lampirkan ke PR agar kualitas terjaga tanpa ketergantungan individu.

Artikel terkait